Salah satu panggung musik besar yang tertangkap radar penulis justru lahir dari panggung hiburan acara nikahan. Tepatnya di daerah Langnga dan Benrange. Dua acara pernikahan yang membawa nama Kota Pinrang tersebar ke media lokal hingga nasional sebagai acara dengan mahar dan panggung musik termegah dalam dua hingga tiga tahun terakhir di Kota Pinrang. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari lima musisi nasional turut diundang untuk meramaikan line up panggung hiburan.
Ratusan bahkan ribuan masyarakat datang ke panggung musik yang dibuka gratis untuk umum ini. Sebuah bukti adanya kerinduan masyarakat terhadap event-event musik yang sudah mati suri beberapa tahun belakangan.
Di tahun 2020 hingga 2021, sama dengan daerah lain panggung-panggung musik di Pinrang juga mati karena pandemi. Tapi musik lokal justru lebih kuat bergerilya di ranah daring. Berbagai nama-nama musisi Pinrang yang bermain di segmen lagu bugis, mulai muncul ke permukan.
Salah satu musisi lokal Pinrang yang lagu-lagunya cukup meledak adalah Yukii Vi. Single pertamanya yang mulai terkenal berjudul "Tannia Peddi Cedde". Hingga tulisan ini dirilis, single Yukii Vi yang paling banyak ditonton berjudul "Iyya Mattaro Ada, Nataue Mewa Mappattuada" sudah mencapai angka 5.5 juta views
Di tahun 2022, keresahan mulai terdengar datang dari sekelompok anak muda yang hobi beradu mimpi di warung kopi. Melalui obrolan-obrolan yang semakin menggelisahkan, didukung oleh keresahan yang sama terhadap skena musik di kota ini yang itu-itu saja, lahirlah panggung Bara Membara
Memanfaatkan momentum yang tepat. Bara Membara memulai manuver dengan mengambil kesempatan menjadi titik tur pertama Buka Jalur yang di isi oleh band-band rock metal ternama Makassar; Frontside, Phinisi Kindom, dan Rising Road. Selain itu Buka Jalur juga di lengkapi oleh group pemandu karaoke Liburan Hiburan serta ada juga local heroes seperti Voldemort dan Ubur-ubur.
Diluar ekspektasi, panggung kecil yang lahir dengan modal nyali dan relasi itu justru disambut oleh banyak anak muda di Kota Pinrang. Buka Jalur, diwarnai oleh sekelompok penikmat musik yang memiliki kerinduan sama terhadap panggung musik yang lahir secara organik di tangan anak-anak muda. Hasilnya adalah sebuah hentakan yang tersebar dalam radius dan frekuensi yang cukup masif. Buka Jalur juga menjadi event yang memantik kepercayaan diri anak muda lain untuk mulai segera bergerak.
Melihat tidak adanya media yang berfokus mengarsipkan catatan pergerakan musik dan anak muda di Kota Pinrang, Pinrang Indie lahir.
Dalam semesta dan kota yang sama di tahun 2022, Pinrang Indie mulai melahirkan berbagai program dengan tujuan memantik anak-anak muda di Kota Pinrang untuk ikut berkolaborasi menggerakkan roda skena musik di Kabupaten Pinrang.
Berbagai interaksi dan obrolan dilakukan untuk memetakan bagaimana kondisi skena sesungguhnya. Pinrang Indie memulai gerakan melalui konten-konten informatif baik di Instagram maupun website.
Di awal 2023, Pinrang Indie mulai percaya diri untuk membuat panggung intimate yang bertujuan untuk mempertemukan pencipta lagu dengan pendengarnya. Dari sana lahir panggung Indiemates
Selama tulisan ini dirilis, Pinrang Indie sudah cukup sukses menjalankan 11 edisi Indiemates di tiga tempat berbeda. Dengan mengundang berbagai talent, baik dari Pinrang maupun luar kota Pinrang, salah satunya adalah Ikram Cakap dan Kawan Pencerita.
Per hari ini, segala daya dan upaya masih terus dilakukan anak-anak muda di Kota Pinrang untuk menggerakkan kembali roda skena yang dulu sempat menggeliat di awal tahun 2010. Tahun di mana era festival band-band Emo, Reggae dan Metal berjamur di stadion maupun gor olahraga di Kabupaten Pinrang.
Berbagai pertanyaan mengenai 'Kapan terakhir festival musik anak muda di Pinrang diadakan?' masih belum menemukan jawabannya. Berbagai obrolan warung kopi yang penulis singgahi untuk mencari informasi hanya menyisakan kerinduan di masa awal tahun 2010.
Penulis : Reyhan Ismail (Personil Suaraya, Penggerak Komunitas Pinrang Indie)